Santri di Jombang Coba Cara Adaptasi ke Mahjong Ways 2, Belajar Logika dan Kesabaran Lewat Permainan Edukatif
Di tengah suasana pesantren yang tenang di Jombang, seorang santri bernama Ahmad Fauzan menemukan cara unik untuk belajar adaptasi dan strategi berpikir kritis. Bukan lewat buku tebal atau ceramah panjang, tapi melalui permainan edukatif bertema budaya Tiongkok bernama Mahjong Ways 2. Bagi Fauzan, permainan ini bukan sekadar hiburan melainkan sarana melatih logika, kesabaran, dan cara mengambil keputusan dengan tenang.
Awal Kehidupan dan Semangat Belajar Fauzan
Fauzan lahir di keluarga sederhana di daerah Peterongan, Jombang. Ayahnya seorang penjual bahan bangunan, sementara ibunya membuka warung kecil di depan rumah. Sejak kecil, Fauzan dikenal tekun dan haus ilmu. Ia masuk pesantren pada usia 14 tahun, belajar tafsir, fiqih, dan bahasa Arab. Namun, di balik rutinitas religiusnya, ia juga tertarik pada dunia teknologi dan gim strategi yang melatih pola pikir.
Kesulitan Ekonomi dan Tantangan Kehidupan
Kondisi ekonomi keluarga Fauzan tak selalu stabil. Penghasilan ayahnya sering turun saat musim sepi proyek. Fauzan pun sering membantu ibunya di warung selepas mengaji. Namun, ia tak pernah mengeluh. Ia percaya bahwa setiap kesulitan adalah ladang untuk belajar sabar dan mencari solusi. Saat teman-temannya banyak bermain tanpa arah, Fauzan memilih aktivitas yang memberi nilai tambah bagi dirinya.
Menemukan Permainan yang Jadi Sarana Belajar
Pada suatu sore di asrama, Fauzan melihat temannya memainkan gim bertema Tiongkok yang menampilkan simbol batu mahjong dan pola strategi berpikir cepat. Ia penasaran, lalu mencoba memahami mekanismenya. Dalam waktu singkat, ia sadar bahwa permainan seperti Mahjong Ways 2 bisa digunakan untuk melatih fokus, mengenal pola, dan mengasah logika berpikir sama seperti pelajaran nahwu yang butuh ketelitian tinggi.
Pandangan Guru dan Teman di Pesantren
Ketika ia menjelaskan tujuannya kepada ustaz, sang guru mendukung asalkan dimainkan secara bijak dan tidak berlebihan. Bahkan, ustaz menyarankan agar Fauzan menulis makalah tentang filosofi kesabaran dan strategi berpikir dari permainan tersebut. Dari situ, ia mulai dikenal sebagai santri yang mampu memadukan tradisi pesantren dengan semangat belajar modern.
Belajar Strategi dan Adaptasi Logika
Fauzan mulai mengatur waktu belajarnya. Setelah subuh hingga jam mengaji, ia fokus pada pelajaran kitab. Setelah isya, ia menggunakan satu jam untuk bermain dan menganalisis pola logika dari gim tersebut. Ia menyebutnya sebagai “pola berpikir ganda” gabungan antara fokus dan intuisi. Dari permainan itu, ia belajar bahwa setiap keputusan harus punya alasan dan konsekuensi, sama seperti ketika menentukan hukum dalam fiqih.
Hasil Belajar dan Dampak pada Kehidupan
Perubahan besar mulai terlihat. Fauzan jadi lebih tenang saat menghadapi ujian, lebih sabar ketika menghadapi masalah, dan lebih sistematis dalam mengatur waktu. Ia bahkan berhasil menjadi salah satu santri terbaik di kelasnya. Dari permainan yang awalnya dianggap sekadar hiburan, Fauzan justru menemukan pelajaran berharga tentang cara berpikir logis dan disiplin.
Dampak Positif ke Komunitas Pesantren
Kisah Fauzan menyebar ke teman-teman satu pondok. Banyak santri yang awalnya hanya bermain untuk bersenang-senang kini mulai melihat sisi edukatif dari permainan strategi. Beberapa di antaranya bahkan membuat kelompok diskusi kecil untuk menganalisis cara berpikir dari permainan seperti Mahjong Ways 2, lalu mengaitkannya dengan konsep keilmuan Islam seperti sabar, ikhtiar, dan tawakal.
Pelajaran Berharga dari Pengalaman Fauzan
Dari perjalanan Fauzan, kita belajar bahwa adaptasi terhadap hal baru bukan berarti meninggalkan nilai lama. Justru dengan semangat belajar, setiap hal bisa dijadikan sarana untuk menambah ilmu dan memperdalam karakter. Permainan strategi dapat menjadi alat refleksi diri, asal dijalani dengan niat baik dan batasan yang jelas.
Penutup: Sinergi Antara Tradisi dan Inovasi
Kisah santri Jombang ini adalah contoh nyata bagaimana generasi muda pesantren bisa beradaptasi tanpa kehilangan jati diri. Dengan keseimbangan antara ilmu agama dan logika modern, Fauzan membuktikan bahwa kemajuan tidak harus bertentangan dengan nilai moral. Dalam dunia yang terus berubah, kemampuan untuk belajar dari berbagai hal termasuk permainan adalah bentuk kecerdasan sejati.
Copyright © 2025 • CABEWIN77
                                    